Senin, 21 Maret 2011


Smart Parenting 4 spiritual power
  1. Dari suatu keterangan yang saya lupa perowinya:Suatu ketika aku menimang seorang bayi. Rasul kemudian mengambil bayi itu lalu menggendongnya. Tiba-tiba sang bayi pipis dan membasahi pakaian Rasul. Segera saja kurenggut secara kasar bayi itu dari gendongan Rasul. Rasul pun menegurku: "Pakaian yang basah ini dapat dibersihkan oleh air, tetapi apa yang dapat menghilangkan kekeruhan dalam jiwa anak akibat renggutanmu yang kasar itu?
    Jean Piaget, seorang ahli psikologi di abad 19, memaparkan empat tahap perkembangan mental anak.
  • Pertama, adalah tahap sensor motorik. Tahap ini terjadi sejak anak baru lahir hingga berusia 2 tahun. Perilaku anak pada tahap ini masih berkutat pada engenalan terhadap gerak, kontrol dan fungsi tubuh.
  • Kedua, tahap pra operasional, usia 2-7 tahun. Perilaku anak mulai pada tahap belajar bicara, mengidentifikasi dan berpikir secara intuisi.
  • Ketiga, usia 7-12 tahun tahap operasional kongkrit, dimana anak sudah merambah kemampuan menemukan konsep secara abstrak, berhitung dan menjalin hubungan dengan ornag lain.
  • Keempat, tahap operasional formal, usia 12-15 dimana anak bisa berpikir secara logis dan sistematis.
Dengan kenyataan ini kita mestinya merubah pemikiran yang memisahkan antara anak dan orangtua. Anggapan yang menempatkan anak sebagai obyek, tidak sebagai subyek. Dan anak selalu difokuskan pada kewajiban-kewajiban tidak pada hak-haknya. Karena itu sudah saatnya kita melakukan pemberdayaan dunia anak dengan mengoptimalkan potensi yang mereka miliki agar kelak menjadi generasi emas bagi zaman yang akan dilaluinya.
  1. Membangun seluruh kecerdasan anak adalah ibarat membangun sebuah tenda yang mempunyai beberapa tongkat sebagai penyangganya. Semakin sama tinggi tongkat-tongkat penyangganya, semakin kokoh pulalah tenda itu berdiri. Yang pertama kali dilihat oleh anak dalam hal ini adalah rumah dan lingkungannya. Tergambar dalam benaknya, kehidupan pertama yang dilihat dari sekitar mereka serta berbagai cara hidup mereka. Jiwanya yang masih lentur siap menerima segala yang memberikan pengaruh terhadapnya sesuai dengan lingkungan pertamanya. Imam Al Ghazali mengatakan, "Anak merupakan amanah bagi kedua orangtuanya. Hatinya yang masih suci merupakan mutiara yang masih polos tanpa ukiran dan gambar. Ia siap diukir dan cenderung kepada apa saja yang mempengaruhinya. Jika ia dibiasakan dan diajarkan untuk berbuat kebaikan, ia akan tumbuh menjadi anak yang baik. Dengan begitu, kedua orangtuanya akan berbahagia di dunia dan akhirat. Demikian juga guru dan pendidiknya. Sedangkan apabila ia dibiasakan berbuat jahat dan dibiarkan begitu saja seperti membiarkan piaraan mereka, maka ia akan sengsara dan binasa. Dosanya pun akan dipikul orang yang bertanggungjawab mengurusnya dan walinya." Rasulullah bersabda,"Setiap anak sebenarnya dilahirkan di atas fitrah (Islam). Kedua orangtuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Majusi dan Nasrani." Keteladan sifat nabi bisa menjadi contoh suri teladan. Pentingnya Mendidik Anak, Semua orang mengetahui bahwa anak laki-laki akan menjadi seorang bapak di masa yang akan datang dan anak perempuan juga akan menjadi ibu pada masanya, jika Allah menghendaki. Karena itu untuk membentuk "ayah dan ibu masa depan" agar pada masanya mereka siap menjadi orang tua teladan maka dimulai dengan kitalah, itu semua dapat terwujud. Menjadi orang tua cerdas terutama dalam pembentukan pribadi dg kekuatan spiritual maka akan mewariskan generasi yg hebat.kita perlu memberikan pendidikan, pengarahan, perlindungan, cinta dan kasih sayang. Ayah dan ibu masa depan ini akan tumbuh dengan sempurna jika mendapat pengarahan dan petunjuk yang baik sejak dini. Terutama pengarahan yang bernuansa Islami (religius) dan berlandaskan pendidikan Islam (yang berasas pada pesan-pesan Al Quran dan sunah Rasulullah Saw). Anak-anak juga salah satu bagian dari universalitas dakwah Islam, karena agama ini merupakan rahmatan lil alamin, sedangkan anak-anak termasuk bagian dari al alamin ini. Dengan demikian risalah Islam ini juga berlaku untuk seluruh umat manusia, baik orang Arab maupun non Arab, orang dewasa-remaja,tua-anak-anak, kulit hitam maupun putih. Karena itu perhatian kepada anak-anak merupakan salah satu bagian tidak terpisahkan dari dakwah Islam, sebagaimana perhatian terhadap orangtuanya. Mendidik anak juga merupakan tanggungjawab utama orangtua sekaligus tujuan utama dibangunnya rumah tangga muslim. Sesungguhnya Rasulullah membanggakan jumlah umatnya yang banyak di hari akhir nanti. Allah menegaskan dalam surat At- Tahrim (7) : "Lindungilah dirimu dan keluargamu dari api neraka
  2. Pembinaan Kemasyarakatan, dengan cara mengajak anak menghadiri majelis orang dewasa, menyuruhnya melaksanakan tugas rumah, membiasakan mengucapkan salam, menjenguk anak sakit, memilih teman yang baik, melatih berdagang, menghadiri acara atau perayaan yang disyariatkan, bermalam di rumah famili yang shalih dan aktivitas lainnya dengan mencontoh Rasulullah ketika beraktivitas sosial bersama anak-anak.
  3. Pembinaan Moral (Akhlaq), yaitu mengajarkan adab (sopan santun), melatih kejujuran, menjaga rahasia, menanamkan nilai amanah, mengajarkan anak untuk berlapang dada dan tidak mendengki. Semuanya bisa dilakukan dengan senantiasa berkaca pada Rasulullah dengan akhlak beliau kepada anak-anak.
  4. Pembinaan Perasaan, berusaha untuk selalu memberikan kecupan dan kasih sayang kepada anak, bermain dan bercanda dengan anak, memberikan hadiah dan bonus, membelai kepalanya, menyambut dengan baik saat dia datang, mencari tahu keadaan anak dan menanyakannya, selalu bersikap adil dalam mencintai anak. Rasulullah bahkan memberikan perhatian khusus kepada anak perempuan dan anak yatim.
  5. Pembinaan Jasmani, misalnya dengan mengajarkan berenang, memanah, naik kuda. Membuat perlombaan olahraga antaranak, permainan orang dewasa bersama anak-anak atau bermain bersama teman sebaya.
  6. Pembinaan Intelektual, yakni menanamkan kecintaan kepada ilmu dan adab- adabnya, memberikan tugas hafalan sebagian ayat Al Quran dan Hadits, Memilihkan guru dan sekolah yang baik, mengajarkan bahasa asing khususnya Arab, membimbing anak sesuai dengan kecondongan ilmiahnya dan membuatkan perpustakaan di rumah.
  7. Pembinaan Kesehatan, membiasakan melakukan aktifitas jasmani, bersiwak, menjaga kebersihan, adab dalam makan, minum, tidur, belajar dan melakukan pengobatan cara Nabi.
  8. Pembinaan Seksual (Tarbiyah Jinsiyah), misalkan dengan membiasakan meminta ijin ketika hendak masuk ke kamar orangtua, membiasakan anak memelihara pandangan dan menutup aurat, memisahkan tempat tidur anak dengan saudaranya, adab tidur yang baik, menghindarkan ikhtilat (pembauran dengan lawan jenis), mengajarkan kewajiban mandi dan sunah-sunahnya, mengenali tanda-tanda baligh, menjelaskan bagian awal surat An-Nuur, pendidikan seks bagi yang sudah dewasa dan larangan berbuat keji dan menganjurkan pernikahan dini. Metode Nabi dalam Mendidik Anak 1) Teladan yang baik 2) Memilih waktu yang tepat untuk Memberikan Bimbingan 3) Bersikap Adil dan sama terhadap Sesama Anak 4) Memenuhi hak-hak Anak 5) Mendoakan Anak 6) Membelikan Mainan 7) Membantu Anak untuk Berbuat Baik dan Patuh 8) Jangan Mencela ! Mempengaruhi Akal dan Pemikiran Anak Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tua; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan pada kedua orang tuamu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Metode pemikiran yang berpengaruh terhadap akal anak adalah: 1) Membawakan kisah, misalnya kisah para Nabi, sahabat atau kisah-kisah lain yang ada dalam Al Quran dan Hadits. 2) Berbicara langsung, sebagaimana yang dilakukan Luqman kepada anaknya. 3) Berbicara kepada anak sesuai kapasitas akalnya 4) Dialog 5) Metode pengalaman praktis 6) Mengajarkan kepribadian Nabi Metode Kejiwaan yang Berpengaruh Terhadap Mental Anak Syaikh Muhammad Khadar Husain, dalam As-Sa'adah Al-Uzhma (Muhammad Suwaid, h. 511) mengatakan, "Sesungguhnya ruhani akan tumbuh dengan pendidikan yang lembut sebagaiman jasmani akan tumbuh dengan makanan yang sehat. Tumbuhnya jasmani mempunyai batas tertentu dan target yang tidak bisa dilampaui; jika tujuannya sudah terraih (masa tua), maka ia akan mulai mundur ke belakang. Berbeda halnya dengan ruhani. Ia akan terus berkembang sepanjang hidup manusia dan tidak akan pernah berhenti kecuali jika nafasnya sudah terhenti dan meninggalkan 'sekolah' dunia yang besar ini." Metode yang dicontohkan Nabi dan para sahabat dalam mempengaruhi jiwa dan mental anak adalah: 1) Menemani anak 2) Menanamkan keceriaan dan kebahagiaan dalam jiwa anak 3) Menanamkan jiwa kompetisi yang konstruktif antar sesama anak dan memberikan hadiah bagi yang menang 4) Memotivasi anak 5) Pujian dan sanjungan 6) Bermain dengan anak dan bertingkah seperti mereka saat bermain 7) Menumbuhkan rasa percaya diri anak 8) Targhib dan tarhib (memotivasi dan menakut-nakuti/dengan hukuman sesuai syariat) 9) Memenuhi keinginan dan memuaskan anak 10) Pengaruh pengulangan dalam jiwa anak 11) Bertahap dalam melangkah 12) Panggilan yang baik Disamping semua metode tersebut, satu hal yang diajarkan juga adalah tatacara memberikan pelajaran (hukuman), karena pemberian pelajaran adalah sebagian dari keharusan dalam mendidik anak. Rasulullah sendiri mengajarkan untuk memukul anak setelah umur sepuluh tahun ketika tetap tidak mau sholat. Tentu saja pelajaran ini dilakukan untuk meluruskan anak agar terjaga akidahnya. Dan dalam pelaksanaannya juga harus bertahap, misalkan dengan hanya memperlihatkan cemeti, memukul bagian tertentu dan persyaratan lainnya yang sama sekali tidak untuk menyakiti anak. Semoga Allah memberikan kepada kita keturunan yang shalih. Bacaan yang dianjurkan: 1. Mendidik Anak Bersama Nabi (Muhammad Nur Suwaid) 2. Spiritual Quotion for Children (Dr. Hamdan Rajih) 3. Salahnya Kodok, Bahagia Mendidik Anak bagi Ummahat (M. Fauzil Adhim) 4. Rumah, Pilar Utama Pendidikan Anak (Khalid Ahmad Asy Syantut) 5. 25 Kiat Mempengaruhi Akal dan Jiwa Anak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar