Senin, 21 Maret 2011

URGENSI MEMPERBAIKI BACAAN AL-QUR'AN

Tilawah adalah ibadah yang sangat dicintai Allah SWT. Kecintaan Allah terhadap tilawah hambaNya terlihat pada perhatiannya yang besar untuk mendengarkan alunan suara hambaNya. Begitulah Rasulullah SAW menginformasikan kepada kita dalam sabdanya:

" Sungguh Allah SWT lebih besar perhatiannya mendengarkan seseorang yang bagus suaranya dengan membaca Al Qur;an daripada oranyang senang nyanyian terhadap nyanyiannya. " (HR. Ibnu Majah).

Kata bagus suaranya dalam hadits di atas tentunya tidak terbatas kepada orang yang suaranya merdu, yang sudah tentu tidak dimiliki semua orang. Namun harus kita fahami juga dengan makna Jaudatul Ada' (bagus prakteknya). Terbukti, apalah artinya suara merdu jika makhorij hurufnya dan ahkam tajwidnya tidak beres.

Begitulah seharusnya kita fahami hadits di atas . Untuk itu kita fahami lebih jauh urgensi tahsin (perbaikan bacaan ) bagi seorang muslim dan muslimah yang telah beriman kepada AL Qur'an sebagai kitab sucinya.

Tilawah yang bagus merupakan indikasi keimanan seseorang.

Orang-orang yang telah Kami berikan kepada mereka Al Kitab, mereka membacanya dengan haqqo tilawatih, merekalah orang-orang yang beriman kepadanya" (QS.2: 121)

[Suprayogi] : haqqo tilawatih = bacaan yang benar

Sebagian ulama ' menjelaskan makna Haqqo tilawatih dengan terfungsikannya tiga unsur dalam diri pembaca Al Qur;an. Akal mampu memahami apa yang dibaca. Lisan mampu merenungi dan meresapkan apa yang dibaca, bukan hanya bacaan yang lewat di kerongkogan saja.

Tilawah yang bagus berarti menjaga keaslian Al Qur'an.

Al Qur;an diwahyukan oleh Jibril a.s. kepada Rasulullah SAW degan bacaan yang baik, begitu juga Rasulullah kepada para sahabat-sahabatnya, dan para sahabatnya kepada para tabi'in dan seterusnya. Agar dapat dipertanggung jawabkan keaslian bacaan itu para ulama; mengabadikannya dengan adanya Sanad yaitu runtutan para pengajar Al Qur'an dari zaman
Rasulullah sampai sekarang, yang biasa diperoleh oleh orang yang bertalaqqi Al-Qur;an kepada seorang Qori' (orang yang alim dalam ilmu tilawah) dari awal Al-Qur'an sampai akhirnya. Oleh karena itu para ulama telah menetapkan bahwa bertilawah sesuai dengan tajwid fardhu 'ain .
Sebagaimana Imam Al Jazari telah menjelaskan.

Tilawah yang bagus akan memudahkan pembacanya atau orang yang mendengarkannya mentadabburkan Al Qur'an.

Kitab AL qur'an yang Kami turunkan kepadamu yang diberkahi, agar mereka mentadabburkannya dan dijadikan peringatan oleh orang-orang yang berakal ." (QS. 38:29)

Hampir tidak mungkin pembaca Al-Qur'an dengan baik, begitu juga orang yang yang mendengarkan bacaannya, apalagi jika bacaan itu dilakukan dalam shalat.

Mengapa ? Karena akibat bacaan yang tidak bagus otomatis pembacanya dan pendengarnya terkonsentrasi penuh pada bacaannya yang selalu salah, bubarlah konsentrasi kepada kandungan ayat yang sedang dibaca.

Tilawah yang bagus akan memudahkan seseorang meraih pahala dari Allah dengan sangat banyak. [Suprayogi] pahala = kebaikan.

Rasulullah SAW menganjurkan kepada kita, minimal dapat menyelesaikan tilawah Al Qur'an 30 juz dalam sebulan .

Dari Abdullah bin "Amr ia berkata : Rasulullah SAW berkata padaku Berpuasalah kamu setiap bulan tiga hari, dan bacalah Al Quran dalam sebulan (HR Abu Dawud)

Bagaimana mungkin kita dapat menyelesaikan tilawah 30 juz dalam sebulan dengan bacaan yang terbata-bata atau kurang lancar. Hanya dengan tilawah yang bagus dengan dibarengi kesabaran melaksanakan perintah Rasulullah ini, maka sangat mungkin untuk dilakukan, bagaimanapun sibuknya kondisi seseorang, sebab tilawah yang bagus dan lancar hanya memerlukan waktu 30 sampai 40 menit untuk membaca 1 juz. Hal ini dapat dilakukan dalam satu kali duduk atau beberapa kali duduk dalam sehari, pagi, misalnya cukup 20 menit dan malam 20 menit.

Tilawah yang bagus memungkinkan seseorang mengajar Al Quran kepada orang lain, minimal keluarganya.

Hampir dipastikan setiap orang perlu mengajarkan tilawah Al Quran kepada orang lain, baik skupnya kecil ataupun besar. Dan setiap muslim harus memiliki andil mengajarkan tilawah kepada orang lain, minimal kepada anaknya, sebab kalau tidak kita akan rugi tidak mendapatkan kebaikan yang dijanjikan oleh Rasulullah dalam sabdanya:

Sebaik-baiknya kamu sekalian adalah yang mempelajari AL Quran dan mengajarkannya (Hadits Bukhori)

Sedangkan tilawah yang tidak bagus dalam kondisi tertentu memang masih diperlukan untuk diajarkan, namun resikonya seseorang berarti menanamkan bacaan yang kurang benar pada orang lain.

Tilawah yang bagus memungkinkan seseorang menjadi da'i yang dipercaya oleh masyarakat.

Seorang da'i adalah orang yang mengajak orang lain kepada jalan Allah sudah tentu ia tidak akan terlepas dari Al Quran, karena Al Quran merupakan sumber materi dakwah yang disampaikan. Pengucapan yang benar terhadap ayat-ayat Allah akan menambah tsiqoh masyarakat kepada sang da'i. Sebaliknya bacaan yang tidak benar, justru akan menjauhkan
sebagian masyarakat terhadap da'i itu sendiri. Seorang da'i tentunya harus lebih memahami kondisi masyarakat, bukan bersikap cuek dengan kondisi masyarakat yang biasanya akan mencerca habis-habisan seorang da'i yang hanya salah mengucapkan satu huruf saja, sebaliknya bersikap biasa-biasa saja terhadap orang yang sama sekali tidak melaksanakan AlQuran dalam diri dan keluarga. Oleh karena itu da'i lah yang harus mengalah terhadap kondisi ini dengan tekun mentahsin tilawahnya.

Tilawah yang bagus dapat mengangkat kualitas seseorang.

Rasulullah bersabda: "Orang yang mahir membaca Al Quran bersama para malaikat yang mulia dan taat" (HR Muslim)

Hadits ini menjelaskan kedudukan orang yang bagus tilawahnya. Selain itu para ulama menambahkan, bahwa ukuran mahir selain bagus tilawahnya, harus hapal, faham dan mengamalkan isinya.
Wallohu a'lam...

1 komentar: